Sabtu, 03 April 2010

Kanker Leher Rahim Pembunuh Perempuan Nomor Satu

Kanker Leher Rahim Pembunuh Perempuan Nomor Satu

Kanker serviks menjadi ancaman bagi para wanita
BERI KOMENTAR CETAK ARTIKEL INI DAFTAR MAILING LIST KIRIM KE TEMAN

KapanLagi.com - Penyakit kanker serviks (leher rahim) merupakan pembunuh perempuan nomor satu di Indonesia dengan jumlah kasus baru sebanyak 40 hingga 45 orang per hari dan kematian 20 hingga 25 nyawa manusia.

"Berdasarkan data yang kami peroleh dari berbagai sumber bahwa setiap dua menit seorang perempuan di dunia meninggal akibat kanker serviks," kata dr Erik Kasmara SpOG.

Menurut dia, kanker serviks di Indonesia termasuk kanker terbanyak mencapai 34,4% menyerang wanita.

Sedangkan kanker tersebut hampir 70% datang dalam keadaan stadium lanjut dengan laju ketahanan hidup yang rendah.

Dia menyebutkan bahwa di Jakarta dan sekitarnya, seorang perempuan meninggal sebanyak satu hingga dua orang setiap hari karena mengidap kanker serviks.

Kanker serviks di Indonesia mencapai sebanyak 15.000 kasus baru dengan 8.000 kematian, kata dosen Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan (UPH), Karawaci, Tangerang itu.

Walau begitu, dampak terhadap penderita kanker serviks yakni pada puncak usia reproduktif 30 hingga 50 tahun dan adanya gangguan terhadap kualitas hidup terutama menyangkut psikis, fisik, dan kesehatan seksual.

Demikian pula dampaknya bagi penderita kanker itu terhadap ekonomi keluarga dan sosial serta berpengaruh pada perawatan tubuh, pendidikan anak dan suasana kehidupan keluarga.

Menurut mantan dokter jaga di RSU Tangerang, Banten itu bahwa upaya pencegahan bagi penderita kanker serviks berupa primer dengan cara promosi, edukasi dan vaksinasi, serta pencegahan sekunder berupa screening atau deteksi dini.

Bahkan pencegahan lain yakni tersier dengan cara pap smear (pemeriksaan vagina) menggunakan peralatan di berbagai rumah sakit di Jakarta dan sekitarnya.

Dia menambahkan perempuan usia di atas 30 tahun sebaiknya melakukan pemeriksaan minim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar